Apakah judul dari anime di atas sangat panjang sehingga sulit untuk dieja? Kalau begitu mari kita singkat saja dengan Shimoneta. Artinya apa sih? Dalam bahasa Inggris translasi dari judul di atas kurang lebih adalah
Dunia membosankan di mana humor jorok tidak ada
Bayangkanlah negara Jepang yang berbeda dengan negara Jepang yang kita kenal sekarang ini. Bayangkanlah sebuah negara Jepang yang nilai moralitasnya begitu tinggi dikarenakan tidak ada humor kotor boleh diucapkan dan semua pikiran kotor dilaknatkan.
Tidakkah itu merupakan dunia yang sangat membosankan?
Saat Tanukichi Okuma masuk ke sekolah barunya ia hanya memiliki satu tujuan, mengikuti teladan dari kepala siswa: Anna Nishikinomiya yang suci. Akan tetapi sial bagi Okuma, ia justru terseret oleh wakil ketua siswa Ayame Kajou yang ternyata diam-diam kepala dari kelompok terorisme SOX. Tujuan dari SOX yang didirikan oleh Ayame adalah untuk membebaskan kembali hak-hak orang Jepang berpiktor (alias pikiran kotor). Okuma sebelumnya tidak setuju dengan pemikiran Ayame tetapi lama kelamaan ia terlibat lebih dalam, bagaimana perjuangan keduanya menganugerahkan kembali Jepang pikiran kotor?
Shimoneta adalah anime dengan konsep yang unik. Penulis Light Novel-nya: Hirotaka Akagi dengan cerdas memposisikan Shimoneta sebagai karya sindiran mindset orang Jepang saat ini. Mungkin ini sulit dipercaya oleh kalian tetapi Jepang, walaupun memproduksi JAV, Hentai, dan banyak sekali hal-hal berbau seks lainnya, adalah bangsa yang cukup konservatif untuk hal seperti ini. Ada yang mengatakan bahwa tekanan kerja dan kehidupan yang besar membuat bangsa Jepang menjadi bangsa dengan angka kelahiran yang cukup rendah. Walau sebenarnya menyindir bangsa Jepang secara keseluruhan karya ini sebenarnya juga menawarkan humor universal; siapa sih yang tidak tahu hal jorok ketika tumbuh dewasa?
Sayangnya konsep yang unik ini tidak terasa tergali dengan maksimal. Sementara pesan “Sex Education adalah sesuatu yang penting untuk diajarkan kepada anak-anak / remaja” dan “Menganggap seks terlalu tabu juga tidak baik bagi pertumbuhan remaja“, kedua pesan ini terlalu diulang-ulang sepanjang serial sehingga memasuki paruh akhir Shimoneta mulai terasa membosankan dan monoton. Ini diperparah dengan humor-humor kotor yang walaupun pada awalnya lucu dengan segala tingkatan over-nya belakangan mulai terasa agak berlebihan. Sedikit peringatan; janganlah menonton Shimoneta di tempat umum sebab akan membuat kalian seperti orang pervert!
Satu poin positif untuk Shimoneta terletak pada soundtrack opening dan endingnya: B Chiku Sentai Sox dan Inner Urge. Kedua lagu ini penuh dengan satir dalam lirik-liriknya dan permainan kata dalam bahasa Jepang sehingga membuat tertawa ketika mendengarnya. Jangan lewatkan juga ending scene dari Shimoneta di mana para karakter-karakternya berjoget, dijamin ketagihan dan mengundang kalian ikut goyang.
Terlepas dari segala kelemahan-kelemahannya, Shimoneta masih merupakan serial yang cukup membuka mata mengenai edukasi seks. Sungguh sayang beberapa karakter yang sebenarnya punya potensi lebih dalam untuk digali seperti Raiki Gouriki maupun Oboro Tsukimigusa tak dilakukan. Mungkin humor kotor juga bukan kunci jawaban dari segalanya, Shimoneta!
Score: C+